+ED@SABDA: PEMURIDAN ABAD 21
Oleh: Davida
Tiga tahun terakhir dari masa hidupnya 33 tahun di dunia, Yesus memfokuskan pelayanannya untuk memuridkan 12 murid-Nya supaya mereka bisa melanjutkan tugas pelayanan yang telah dimulai-Nya di bumi. Sebelum Yesus naik ke surga, Dia memberikan perintah untuk menjadikan seluruh bangsa murid-Nya. Perintah ini berlaku bagi kita semua sampai hari ini, abad ke-21 ini. Sayangnya, masih banyak orang percaya dan gereja yang tidak melihat perintah ini sebagai panggilan utama orang percaya. Seiring perkembangan zaman, Amanat Agung Tuhan Yesus ini gaungnya semakin hilang dari pendengaran kita. Seorang yang sudah mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus dipanggil untuk menjadi murid-Nya supaya mereka pun bisa memuridkan orang lain. Seharusnya, ini menjadi hal yang alami terjadi dalam kehidupan pengikut Kristus sejati.
Melihat krisis pemuridan pada abad ke-21 ini, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) tergerak untuk menggaungkan kembali arti pemuridan dan bagaimana pemuridan dapat dilakukan dengan efektif pada era digital ini. Maka, pada 4 Agustus 2017, YLSA mengadakan +ED@SABDA dengan tema “Pemuridan Abad 21”. Sebelum diadakan event ini, YLSA sudah memulai dengan membuat infrastruktur untuk mengampanyekan pemuridan melalui situs Murid21 dan komunitas @pemuridan21 (Facebook, Twitter, dan Instagram). Melalui infrastruktur ini, tubuh Kristus dapat berkolaborasi untuk mencari jawaban atas krisis dan kesempatan yang dikandung dalam pemuridan pada abad ke-21 ini.
Ada tujuh presentasi yang disajikan dalam +ED@SABDA Pemuridan Abad 21, yang materinya bisa didapatkan dalam situs murid21. Berikut ini adalah topik, pembicara, dan ringkasan dari ketujuh presentasi tersebut:
1. Arti Pemuridan Era Digital (Yulia Oeniyati)
Arti pemuridan secara alkitabiah dimulai dari Yesus yang mengundang manusia untuk mengikut Dia “follow me” (Mat. 4:19). Lalu, Ia melanjutkan dengan perintah agar kita juga mengikut teladan-Nya, membuat murid (Mat. 28:19-20). Itulah perintah terakhir yang Ia berikan agar kita semua mengerjakan pemuridan hingga hari ini.
2. Hilangnya Seni Pemuridan pada Era Digital (Hudiman Waruwu)
Pemuridan sangat penting. Setiap pengikut Yesus Kristus dipanggil menjadi murid dan memuridkan. Namun, pada era digital ini, pemuridan tidak dilaksanakan atau diprioritaskan dalam kehidupan berjemaat dengan berbagai alasan. Padahal, ada kesempatan besar untuk memanfaatkan era digital untuk pelayanan pemuridan yang bisa menjangkau siapa saja dan di mana saja dengan model dan modul yang sesuai kebutuhan konteks saat ini.
3. Pemuridan ala Kambium (Novita Andriani)
Kambium adalah metode pemuridan berbasis kurikulum yang menggunakan presentasi di kelompok besar untuk pemaparan pengajaran dan sharing di kelompok kecil untuk pelatihan penerapan dan evaluasinya.
4. Pemuridan ala U.K. PETRA Surabaya (David Kristian)
Pengalaman pribadi ketika terlibat dalam pemuridan di Universitas Kristen PETRA. Dalam pemuridan, saya mengalami dimuridkan dan memuridkan.
5. Kualitas Hidup Murid Menjadi Dasar Pelayanan Digital (Haryo K.A.)
Bahwa pelayanan digital sangat besar potensinya untuk menjangkau banyak orang dan akhirnya bisa memuridkan. Karena itu, pelayan Tuhan harus mau dimuridkan terlebih dahulu supaya dapat menjangkau orang lain. Hal ini penting untuk memperlengkapi hidup seorang murid yang hendak melayani di bidang ini supaya memiliki kuasa dalam pelayanannya.
6. Tantangan Era Digital terhadap Pemuridan (Elizabeth Nathania W.)
Setiap tantangan selalu menawarkan tersedianya peluang/kesempatan. Teknologi yang berkembang pada era digital juga menawarkan kesempatan yang besar dalam memenuhi Amanat Agung.
7. Pemuridan untuk Digital Native (Davida)
Pemuridan untuk digital native adalah panggilan bagi murid Kristus pada era digital ini. Digital native tanpa pemuridan alkitabiah adalah ancaman bagi masa depan gereja.
Saya dan teman-teman bersyukur karena acara +ED@SABDA ini dihadiri oleh hampir 100 orang. Wow, suatu “sinyal” yang bagus bagi gerakan pemuridan abad 21. Ditambah lagi, separuh dari yang hadir adalah generasi digital native (usia 24 tahun ke bawah). Sungguh menggembirakan!! Kiranya mereka mendapatkan pemahaman yang benar mengenai makna pemuridan dan bagaimana mereka HARUS melakukannya. Pertanyaan, “Apakah kita sudah menjadi murid?” dan “Bagaimana teknologi yang ada di tangan dapat menolong kita untuk menjalani proses pemuridan dan memuridkan generasi selanjutnya. Saya sendiri belajar banyak dari materi-materi yang sudah disampaikan. Intinya, pemuridan tidak hanya berbicara tentang program, tetapi sesuatu yang hidup dan berlangsung secara alami di sepanjang hidup kita sebagai pengikut Kristus. Pemuridan adalah perintah Allah bagi setiap orang percaya, dan teknologi diciptakan Allah untuk menolong agar pemuridan lebih efektif dijalankan.
Tahun ini, sudah tiga kali SABDA mengadakan +ED@SABDA secara rutin setiap 3 bulan sekali, Penjangkauan yang Kreatif (Januari), Passion for Christ (April), dan Pemuridan Abad 21 (Agustus). Puji Tuhan! Pada Oktober 2017 yang akan datang, dalam rangka ulang tahun YLSA yang ke-23, SABDA akan mengadakan Seminar “Alkitab Pintar (Alkitab yang Terbuka)”. Nantikan informasi selanjutnya, dan saya mengundang Pembaca Blog SABDA untuk mendoakan serta hadir dalam acara tersebut. Terima kasih.
Cetak tulisan ini
September 26th, 2017 - 13:38
TED kali ini menyenangkan … menambah wawasan baru seputar pemuridan. 🙂